Pemandangan laut yang begitu indah dengan desiran ombak berpadu dengan pantai yang bersih membawakan suasana hati yang tenang, nyaman, dan pikiran pun menjadi jernih, Begitulah suasana hati anak yang bernama Leni Ashari saat ini yang sedang duduk di labuhan perahu,terdiam terbayang kehidupannya dulu. Dia dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Lahir dengan keadaan keluarganya yang bisa dibilang memprihatinkan. Disitu lah hidup nya di mulai. Tentang Leni dan kehidupannya.
Akan tetapi, Orang tua Leni tak pernah lelah untuk selalu memberikan yang terbaik untuk Leni. Ayah dan ibu Leni berpegang teguh untuk bersabar akan cacian, hinaan, serta cemoohan dari tetangganya.
Saat leni berusia 7 tahun dia pun memasuki sekolah pertamanya yaitu SD (sekolah dasar). Ayah dan ibu Leni mengantarkan Leni berangkat ke sekolah. Melihat teman-temannya yang serba punya, Leni pun bertanya kepada kedua orangtuanya, ” ayah, ibu kenapa sih Leni sekolah ditempat sebagus ini?”. Ibunya lantas menjawab, ”hanya ini yang bisa ayah dan ibu berikan ke kamu nak”. Kemudian Leni kembali berkata, ”Leni janji akan menjaga apapun yang dikasih ayah sama ibu”. Ayah dan ibu menjawabnya dengan seutas senyum dibibir keduanya, “belajar yang rajin ya nak, jadilah orang baik jangan nakal, harus nurut kata ibu guru"
Leni banyak belajar dan bermain dengan teman-temannya, tak jarang yang membenci Leni karena keadaan ekonominya yang rendah, tetapi Leni tetap kuat dan selalu semangat menerima materi yang ada. Karena baginya, kaya atau tidak itu bukan masalah untuknya. Leni menjalani hidup dengan penuh inspirasi dari kedua orang tuanya, dia juga selalu menjadi juara kelas. Walaupun begitu Leni tidak pernah sombong akan pencapaiannya. Dia selalu ingat dengan pesan ayah dan ibunya, “jangan pernah meremehkan siapapun, dan jangan pernah sombong dengan apa yang telah kita capai karena semuanya dari Allah”.
Setiap orang pasti mengalami perjalanan hidup yang berbeda-beda, begitu juga dengan seorang Leni ini. Dia tak pernah putus asa akan kisah hidupnya yang penuh kesedihan. Berusaha untuk mengerahkan semangatnya mengikuti tahap dengan melewati rintangan yang ada didepannya. Ayahnya yang seorang pemungut sampah di pantai dan ibunya seorang pembantu. Setiap pulang sekolah, Leni selalu membantu ibunya. Ada perasaan tidak tega melihat sang ayah yang kelelahan karena berjuang demi seorang anaknya. Leni pun bertanya kepada ayahnya, “yah, ayah capek ya? Leni pijitin ayah ya”. Ayah pun menjawab” iya anak ayah yang sholehah. Bagaimana dengan sekolah Leni? pasti seru kan banyak teman, Leni harus rajin belajar ya biar jadi anak pintar jangan seperti ayah dan ibu. Leni harus jadi orang sukses jangan seperti ayah dan ibu. Yang paling penting jangan lupa kewajiban sholat 5 waktu. Berdoa juga menjadi kunci segalanya, agar leni diberi kelancaran dan selalu bersyukur ya nak” ucap ayah. Leni pun menjawab, ”iya yah, terima kasih ayah dan ibu yang selalu mendidik Leni dari kecil hingga sebesar ini, Leni sayang ayah dan ibu”.
Di usianya yang ke 12 tahun, Leni mulai berinisiatif dengan memanfaatkan beberapa sampah yang diperoleh ayahnya yang tidak dijual, Leni mendaur ulangnya. Salah satunya botol plastik dirancangnya menjadi berbagai kerajinan tangan. Sejak itu dia menekuni pekerjaannya sedikit demi sedikit dengan dukungan sang ayah. Mulailah fase dimana dia merasa kehidupan menjadi membaik dari sebelumnya. Dia mampu menciptakan berbagai bentuk karya seni dari tangannya. Leni menjual hasil karyanya dan tak disangka banyak sekali orang yang menyukainya bahkan memuji keindahan karya seni Leni. Alhamdulillah uangnya terkumpul, Leni pun sudah bisa membelikan rumah untuk sang ayah dan ibu di usianya yang ke 13 tahun. Saat banyak anak dan remaja lainnya yang hidup bebas dan bermain-main, Leni justru bisa mencapai kesuksesan di usia dini.
"Semua yang hidup pasti mempunyai masalah. Merasa cukup dan senantiasa bersyukur adalah kunci sebuah kebahagiaan dalam hidup. Namanya takdir tidak ada yang tau. Cacian, hinaan, dan Cemoohan adalah wujud untuk menumbuhkan rasa semangat dalam diri. Kebahagiaan pasti akan datang."
Penulis: Fd.
0 Komentar